DAKSA, Kegiatan Berfaedah yang Mesti Diikuti Mahasiswa Arkeologi

Acara DAKSA, diskusi arkeologi oleh mahasiswa arkeologi unja (Dok. Agus Sudaryadi)

DAKSA adalah singkatan dari Diskusi Asik Bareng Sahabat Arkeologi. Kegiatan ini adalah kegiatan baru yang dicetuskan oleh Praja (Perhimpunan Mahasiswa Arkeologi Universitas Jambi). Kegiatan ini lahir dari “kejenuhan” dari diskusi ilmiah arkeologi yang diselenggarakan dengan sangat formal. Untuk mengatasi rasa jenuh itu muncullah ide untuk melaksanakan diskusi yang lebih santai.

DAKSA mengangkat isu-isu arkeologi terkini, bedah artikel dan buku, serta skripsi dari alumni prodi arkeologi UNJA. Kegiatan DAKSA  ini dilaksanakan di kafe Kopi Dukun, Mendalo Asri pada 21 Februari kemarin. Acara kali ini mengangkat topik khusus mengenai zooarkeologi.

Zooarkeologi sendiri merupakan cabang kajian khusus dalam ilmu arkeologi yang mengungkap kehidupan manusia lampau dari sisa-sisa hewan seperti tulang, cangkang, tanduk, gigi, dan lain sebagainya. Pembicara kali ini adalah Syandi Satria Dinata yang merupakan alumni prodi arkeologi Unja angkatan 2015.

peserta acara DAKSA (Dok. Agus Sudaryadi)

Dinata membedah skripsi dan penelitian yang ia lakukan di situs perbukitan Karst Bukit Bulan Sarolangun. Situs ini sangat kaya dengan tinggalan arkeologis dari masa prasejarah. Penelitian yang dilakukan sebelumnya berhasil menemukan gambar cadas, artefak obsidian, dan cangkang hewan. Temuan tersebut terdistribusi pada ceruk-ceruk di perbukitan tersebut.

How to pump the biceps physiokinesitherapy sooners news verona, cetin ko: first degree injury to the hamstring.

Dinata secara khusus meneliti temuan cangkang jenis hewan gastropoda. Ia berhasil menemukan jejak pemanfaatan hewan tersebut di masa lalu. Potongan teratur di bagian ujung cangkang menunjukkan bahwa gastropoda dikonsumsi sebagai makanan. Bukti ini diperkuat pula dari data etnografi masyarakat di sekitar Bukit Bulan.

Acara diskusi ini diikuti dengan sangat antusias oleh mahasiswa. Ruang kafe penuh sesak meski harus duduk melapak. Turut hadir pula Ketua Prodi Arkeologi Unja, Asyhadi Mufsi Sadzali, serta dosen praktisi Agus Sudaryadi dan Hafiful Hadi Sunliensyar.